PDA

View Full Version : Aturan Galatama



ariefbali
20-01-2008, 11:41
Peraturan daripada mancing galatama pada awalnya dibuat berdasarkan kesepakatan bersama peserta yang turun dengan pihak penyeleggara. Ketentuan aturan diberikan secara tertulis atau lisan terkadang malah tidak tertulis atau dilisankan karena para pemancing dianggap cukup mengetahui. Aturan yang diterapkan pada mancing ikan mas sistim galatama berbeda di tiap empang dan daerahnya. Tetapi aturan baku mancing galatama yang dipakai merata di seluruh empang yang menyelenggarakan galatama mancing ini dapat disimpulkan sebagai berikut :

Timbang Lepas
Pada mancing galatama, ikan yang didapat peserta akan dilepas kembali ke empang setelah dilakukan penimbangan. Jadi pada dasarnya peserta menyisihkan sebagian tiketnya untuk menyewa lapak dan ikan. Selebihnya untuk pembagian hadiah.
Jumlah Joran
Joran yang dapat digunakan hanya sebuah joran kecuali pada empang galatama tertentu yang boleh menggunakan hingga dua joran.
Umpan
Umumnya pemancingan galatama melarang penggunaan umpan hidup seperti cacing, kroto dan lainnya. Melarang penggunaan umpan yang berbahan dasar nasi dan umbi-umbian. Melarang penggunaan umpan yang dapat mengambang seperti roti yang kering, pelet multi dan lainnya. Alasan pembatasan umpan sesungguhnya ditujukan demi kenyamanan pemancing sendiri, karena umpan yang dilarang tadi dapat merusak ikan hingga tak berselera lagi memakan umpan dironde-ronde selanjutnya, dapat mematikan ikan, membuat ikan selalu mencari umpan di atas air. Peraturan mengenai umpan ini akan berbeda di masing-masing empang, untuk lebih jelasnya dapat ditanyakan pada panitia penyelenggara setempat.
Rangkaian Pancing
Rangkaian pancing yang digunakan adalah rangkaian glosor (tanpa pelampung) dengan menggunakan tali pandu berpemberat yang disebut bemper. Ukuran pemberat kira-kira yang sebesar biji melinjo.
---------------
Rangkaian kail yang digunakan sebanyak maksimal satu rangkai yang berisi tiga mata kail, sedang untuk ukuran mata kailnya tak ada batasan.
Kriteria Pemenang
Ketentuan mengenai pemenang didasarkan pada perolehan ikannya yaitu : pemenang untuk satuan terberat ikan perekor I, II, III dan seterusnya, pemenang untuk total timbangan terberat I dan seterusnya, satuan terberat ikan merah perekor, total jumlah satuan ikan dan total jumlah satuan ikan merah. Jumlah hadiah yang biasanya berupa uang dibagikan setelah dikurangi perolehan yang menjadi milik pihak panitia penyelenggara dengan pembagian yang telah disepakati bersama besarnya tergantung dari banyaknya peserta dan tingkatan juara yang diraih kecuali pada lomba akbar yang kriteria dan jumlah hadiah telah ditentukan sebelumnya. Tentunya kriteria ini berbeda di tiap empang yang menyelenggarakan mancing galatama.
Untuk beberapa aturan di bawah ini adalah aturan tambahan yang lebih merupakan etika dalam bergalatama seperti :

Pemancing dilarang dengan sengaja menggaet ikan.
Menarik ikan sebelum tanda dimulai atau sesudah tanda selesai, pemancing tidak boleh memasukkan ikan tersebut ke dalam korang atau mengklaim untuk dilakukan penimbangan berat satuan.
Dilarang menyerok ikan yang bukan terkena pancing.
Apabila terdapat peraturan biasanya ada juga kecurangan yang dilakukan, diantaranya :

Melanggar salah satu peraturan dasar dan aturan tambahan yang telah disebutkan di atas secara sembunyi-sembunyi.
Menggunakan bahan atau plastik yang menyerupai timah pemberat atau lainnya yang bertujuan agar umpannya dapat mengapung atau turun ke dasar secara perlahan.
Menyatukan perolehan dua pemancing untuk penimbangan total terberat.
Kolusi antara peserta dengan panitia untuk perolehan undian lapak.
Kolusi antara peserta dengan panitia untuk timbangan satuan ikan terberat perekor.
Dan lain-lain.
Sangsi pelanggaran terhadap peraturan dapat menyebabkan peserta didiskwalifikasi dari perolehan hadiah terutama akibat adanya komplain peserta mancing yang lain atau telah diberikan peringatan sebelumnya.
Untuk etika dalam galatama ini tentunya yang utama adalah mematuhi segala peraturan lomba dan tidak melakukan kecurangan. Etika lainnya adalah tidak melontar umpan ke lapak tetangga, bila ikan yang terkait lari ke lapak kiri atau kanan sebaiknya meminta maaf apalagi jika pancing orang lain sampai terkait. Yang perlu ditekankan di sini sebagai pengetahuan pemancing, baik yang telah menekuni maupun yang baru akan terjun adalah bahwa peraturan maupun etika tadi sesungguhnya adalah demi kenyamanan para pemancing itu sendiri.

kakang
20-01-2008, 23:26
Peraturan di atas adalah peraturan yang bersifat umum, biasanya lain daerah lain pula peraturannya, seperti saya pernah mancing di gunung kujang subang yang memperbolehkan pemakaian kroto, padahal galatama.

Kalau di bali gimana peraturannya mas, apa ada yang menjadi ciri khas galatama di bali engga, seperti di surabaya katanya umpan kita harus bener bener dimakan ikan, kalau tersangkut buntut, badan dll engga sah untuk ditimbang.

Terima kasih informasinya

ariefbali
21-01-2008, 18:51
Kakang Wawan, setahu saya di Bali belum ada galatama..adanya cuma lomba beberapa orang aja kalau lagi ngumpul.. minimal 5 orang juga jalan.. di Bali kalau lompa di kolam pancing mana aja boleh nge bom atau nabur.. hanya ada satu kolam pancing warung akame kalau lomba nggak boleh ngebom.. kelemahan kalau lomba kaper peserta nabur ada yang pake essen dan kebanyakan ikan biasanya ngambang dan nggak makan.. tapi kalau lomba lele nabur pake tanah/lumpur kadang ada yang bawa ember.. cocoknya sih lomba lele deket Sidoarjo, bisa nabur pake lumpur lapindo ;-)