metzad
27-09-2006, 19:42
Running sinker alias timah bolong tentu bukan barang asing bagi para pemancing. Siapa pun dia, baik yang sehari-hari sangat betah mengayun joran di kolam pancingan, atau malah sukanya merenung di tepian kali, hingga yang paling tahan diayun ombak, pasti telah mengenal benda berbentuk bulat telur – ada yang Cuma sekecil telur cicak tapi ada pula yang segede telur ayam negeri – dengan lubang untuk meloloskan tali pancing di sepanjang porosnya.
Mudahnya kenur melewati timah sudah tentu merupakan keuntungan bagi pemancing, karena sensitivitas pancingan tetap terjaga. Sehingga meski tak mampu melihat, pemancing tetap dapat mengetahui setiap sentuhan ikan pada umpan.
Sayangnya, kelebihan yang dimiliki ternyata juga sekaligus merupakan kelemahan bagi timah bolong. Gesekan secara langsung dan berulang-ulang antara kenur dan timah, khususnya yang terjadi selama proses pengajaran, sudah pasti bakal membuat kenur bahkan yang telah dilapis bahan anti gores terbaik akan tetap sangat merana.
Anehnya, upaya solusi untuk mengatasi problema ini kerap jauh api dari arang. Bukannya mencari cara meminimalisir efek gesekan, malah mencari kenur paling alot. Usaha yang akan sia-sia belaka.
Plastik pelindung leader dari gesekan umpan kepala kona alias konahead menjadi sumber inspirasi solusi yang lebih baik dan hasilnya memuaskan. Padahal bahan yang digunakan tergolong sampah, yaitu plastik bekas cotton bud.
Sedotan plastik bekas minuman kotak juga alternatif yang cukup baik, terutama untuk dipasangkan ke timah pemberat yang ukurannya lebih besar.
Jangan lupa, ketika plastik pelindung mulai aus, buang dan ganti lagi dengan yang baru. Percayalah, manakala rencana mancing yang dibuat batal, ini dapat menjadi pelipur lara yang mengasyikkan.
By Choirul Arief
“Copied from Semen Gresik Fishing Club”
Mudahnya kenur melewati timah sudah tentu merupakan keuntungan bagi pemancing, karena sensitivitas pancingan tetap terjaga. Sehingga meski tak mampu melihat, pemancing tetap dapat mengetahui setiap sentuhan ikan pada umpan.
Sayangnya, kelebihan yang dimiliki ternyata juga sekaligus merupakan kelemahan bagi timah bolong. Gesekan secara langsung dan berulang-ulang antara kenur dan timah, khususnya yang terjadi selama proses pengajaran, sudah pasti bakal membuat kenur bahkan yang telah dilapis bahan anti gores terbaik akan tetap sangat merana.
Anehnya, upaya solusi untuk mengatasi problema ini kerap jauh api dari arang. Bukannya mencari cara meminimalisir efek gesekan, malah mencari kenur paling alot. Usaha yang akan sia-sia belaka.
Plastik pelindung leader dari gesekan umpan kepala kona alias konahead menjadi sumber inspirasi solusi yang lebih baik dan hasilnya memuaskan. Padahal bahan yang digunakan tergolong sampah, yaitu plastik bekas cotton bud.
Sedotan plastik bekas minuman kotak juga alternatif yang cukup baik, terutama untuk dipasangkan ke timah pemberat yang ukurannya lebih besar.
Jangan lupa, ketika plastik pelindung mulai aus, buang dan ganti lagi dengan yang baru. Percayalah, manakala rencana mancing yang dibuat batal, ini dapat menjadi pelipur lara yang mengasyikkan.
By Choirul Arief
“Copied from Semen Gresik Fishing Club”