PDA

View Full Version : ASK : Membawa Fishing Boat dari luar negeri?



trisviadi
23-02-2010, 19:07
Salam kenal semuanya, saya sudah lama join di fishyforum tapi baru pertama kali ini post new thread :)
kebetulan saat ini saya sedang dinas di luar (tepatnya di dubai), saya lihat disini fishing boat bagus2 sekali. dan saya sangat tertarik untuk membeli dan membawa nya ke indonesia untuk pemakaian pribadi. yang jadi pertanyaan saya:
- adakah yang punya pengalaman untuk membawa boat dari luar?
- gimana proses ijin/surat menyurat (apakah perlu)?
- proses pengirimannya bagaimana (kurir)?

buat yang udah mau ngerespon, thanks a lot :D
adi

KingsolomoNN
23-02-2010, 19:19
Aloo SUHU2 FF, tolong bantu Om trisviadi tuh...OM kalo kapalnya dah sampe di Indo, kalo butuh kawan mancing calling2 kite yeee, siap jadi kawan kemanapun TRIP hehe

salam STRIKE
Budi
ym : budialamsyah27

KingsolomoNN
23-02-2010, 19:21
atau bisa juga hubungi forwarder yang biasa di pakai ama kantor saya sih Om, tapi mungkin ada lagi suhu2 FF yang lebih berpengalaman

salam
Budi

trisviadi
23-02-2010, 19:30
makasih om budi info nya, forwarder (kurir yah?) proses nya gmana?

KingsolomoNN
24-02-2010, 08:07
boleh tau ukuran kapal nya Om Adi ? atau Pict nya ada gak ? atau add YM saya budialamsyah27

Salam
Budi

Surya P
26-02-2010, 17:45
Pak Adi,

Soal impor kapal di Republic kita tercinta masih mahal pajaknya sebab walaupun kita negara bahari, pemerintah kita tidak sepandai pemerintah Thailand contohnya.

Saya sebut Thailand sebab ini lah negara terakhir di Asia Tenggara yang cabut pajak kapal nya ( dulu 40% ) menjadi enol semenjak Tsunami. Akhirnya mereka booming dengan investasi asing di sektor resort nya sebab Phuket hidup dari jual laut nya. Villa dan hotel nya jadi laku di jual atau di sewa. Turis dollar mengalir kayak air bah. Nilai kapal impor yang masuk ke Thailand tahun 2009 saja di atas US$30 dollar atau Rp 300 milliar. Ini rata-rata milik orang Eropa yang lebih baik beli kapal kecil, kecil artinya 50 feet sampai 80 feet dibawah US$3 juta, daripada Mega Yacht nya di geser dari Eropa ke Thailand. Jadi lah Phuket seperti the Monaco of the Far East. Kalau musim high season, jangan harap dapat parkir di Boat Lagoon atau satu marina lain nya. Sekarang marina baru sedang di bangun.

Thailand pandai, 40% dari US$30 juta = US$9 juta doank. Kalo investasi di Thailand, kudu ada local partner nya yang asli orang Thailand. Uang investasi masuk ke Phuket dalam angka ratusan juat US dollar. Puluhan ribu penduduk di Thailand di perkerjakan dalam hospitality industry ini. Akhirnya, uang US$9juta dari pajak kapal tidak ada artinya ketimbang keuntungan stabilitas ekonomi Phuket dan asset usaha orang asing di Phuket yang akan kena pajak setiap tahun dari keuntungan operasional. Ini baru nama nya pinter, rugi US$9 juta dapat untuk US$50+ juta per tahun dalam bentuk pajak penghasilan industri wisata dan keep growing dan sedikit sekali pengganuran. Tanah di Phuket sekarang mahal banget, ekonominya mantap sebab ini bukan kayak ChangMai yang jual lendir ( sorry ), ini area millionaire buang uang di laut. Padahal Phuket ma lautnya bbiasa ajah, kalo di banding Bali dan Raja Ampat, tak se-upil pun cantiknya.


Tahun 2007 tepatnya Febuari atas perintah entah siapa, semua kapal pesiar di Ancol, Pantai Mutiara dan akhirnya di seluruh Indonesia kena segel ama Bea Cukai. Saking getolnya BC, ampe-ampe kapal lokal pun kena segel dulu...wak kik kik kik, malu-malu in ajah. Akhirnya pemilik kapal buatan lokal berbondong-bondong membuktikan bahwa kapal mereka buatan Indonesia, melalui Boat Builder certificate. Yang kapal nya buatan sendiri, kudu cari berka bon beli resin, beli fiberglass dan surat RT/RW setempat bahwa memang kapal ini memang di buat di Indonesia.

Bagi kapal impor ( asing ) yang sudah bayar bea masuk, mereka kudu cari berkas bayar bea mereka. Padahal banyak sekali kapal tahun 1980an yang sudah bayar pajak/bea tapi berkas sudah hilang sebab sudah toh berbedera Indonesia dengan Pas Putih atau Pas Kecil. BC tidak mau tau, padahal mereka sendiri harusnya ada database siapa ajah yang udah bayar bea...wak kik kik kik, ironi yang lucu.

Accounting perusahaan ajah paling top simpan berkas 10 tahun, mana ada yang simpan ampe 20 tahun.
Ini analogi nya seperti mobil Land Cruiser build up anda yang tahun 80an di segel BC dan anda harus cari berkas impor nya...mana kita bisa dapat dari ATPM Toyota, kan udah di tukar ama BPKB dan STNK.

Jadi BC sebagai instansi pemerintahan, juga tidak percaya sama instansi pendaftaran kapal pesiar yang biasanya di urus ama syahbandar setempat dan syahbandar adalah orang di departemen perhubungan laut sebenarnya.

Sekarang kita bicara impor kapal anda dari Dubai.
Kapal jika panjang tidak lebih dari 36 feet dan lebar tidak lebih dari 230cm leebarnya, bisa masuk container. Kontainer khusus ada yang sampingnya kagak ada penutup.
Anda akan kena pajak CIF value sekitar 75% saat tiba di Indonesia, let say di Tanjung Priok lah.
Kalo anda dapat itu kapal murah, BC akan minta surveyor periksa ulang harga kapal anda sebab ini mencurigakan. Surveyor kapal pesiar di Indonesia tidak ada yang paham harga kapal sebenarnya, sebab surveyor murni kapal pesiar tidak ada di Indonesia...ha ha ha. Nanti harga iklan di internet lah yang di pakai, wele2 bisa pingsang yang bayar pajak sebab itu harga bullshit banget pada umumnya, alias tinggi dan siap di tawar.

Anda harus bayar biaya craddle, ini kuda kuda dari kayu yang kayak trailer. Jadi boat anda akan duduk di kuda-kuda ini. Asuransi shipping bisa sekitar 0.25% dari harga kapal. Untuk asuransi berlaku claim nya saat terjadi kecelakaan. Anda harus bayar acredited marine surveyor di Dubai saat loading dan di Indonesia saat un-loading.

Jika kapal tidak muat di container 40 feet. Pengiriman akan dalam bentuk loose cargo. Ini mahal sebab kapal cargo yang akan transportkan boat anda, pastinya kapal container. Maka setelah kapal anda di taro di palka mereka, tidak ada barang yang bisa di tumpuk di atas nya. Lalu kapal di atas craddle harus di lashing pakai sling, biar tidak geser saat ombak. Lashing ini makan tempat, bisa 2 meter per sisi melebar dan memanjang, jadi jangan kaget walaupun volumetric boat anda cuma andai kata kali lebih besar 1.1x dari sebuah container 40 feet, biaya nya bisa 5-10 x biaya container. Contoh, 29 feet x 3.15 meter lebar. USA-Singapura-Jkt. Tahun 1995, kena US$13,500. Sekarang x 1.6 lebiih mahal.

Jika kapal cargo dari Dubai karena ukurang king kong tidak ada rute ke Indonesia, anda pasti harus lakukan transhipment ke Singapura sebab Singapura banyak kirim freeder vessel yang ke Indonesia. Kalo kapal container gede ogah masuk Indonesia. Ini akan ada handling cost lagi sebab kapal di turunkan ke PSA Singapura dulu pake truk dan crane saat di parkir di gudang PSA. Lalu saat feeder vessel udah mau berangkat, truk dan crane disewa lagi, baru lah truk itu bawa boat anda ke kapal cargo kecil ini dan di angkat pake Crane PSA yang biasa handle container.

Karena kapal anda itu itu tidak bisa di angkat secepat angkat container ( 1 menit satu container gampang ), tidak adalah yang murah untuk jasa ini.

Nah, repot nya kirim kapal mau murah atau mahal, sama ajah selama tidak bisa masuk container dan anda ingin terima di Jakarta.

Kalo kapal gedean sekitar 40 feet ke atas pasti turun di Singapura dan di layarkan ke Jakarta. Ini untuk memanfaatkan celah hukum yang legal, dimana kapal X tersebut adalah kapal asing yang bertamu. Benar, bendera kapal X ini kudu bendera asing. Jadi tidak kena pajak impor tapi setiap saat bisa di usir dan kalo tidak salah ada perlu jaminan 10% dari nilai kapal atau bank guarantee setara di parkir di Bea Cukai. Ada izin lagi nama nya CAIT atau security clearance untuk kapal pesiar asing di Indonesia. Per 3 bulan harus di perpanjang.

Kapal pesiar adalah international commerce. Orang yang bayar pajak lokal untuk kapal nya akan sulit recover cost saat menjual sebab buyer terbanyak bukan di Indonesia, tetapi di luar negeri. Jika pajak Indo sudah di bayar, itu kapal harga jual nya sudah tidak masuk akal dan anda bisa pasang iklan sampe busuk pun tidak ada yang mau beli. Jadi nya rugi bukan karena takut bayar pajak, tetapi memang market nya kapal pesiar seperti ini. Apalagi yang harga nya di atas US$500,000. Kalo yang udah jutaan dollar jangan di tanya, pasti bendera asing masuk ke Indo nya dan pakai sekian tahun, di jual ke luar negeri. Kalau kapal pesiar cuma cukup bayar PPN 10%, semua orang akan bayar.

Kalo kapal target anda mesin tempel atau harga baru nya dibawah US$500,000, baiknya beli sumber di Indonesia ajah. Bisa kapal lokal , bisa kapal build-up yang sudah berbendera Indonesia alias udah bayar pajak.

Salam
Surya

trisviadi
26-02-2010, 20:32
Thanks mas Surya, penjelasannya sangat amat bisa di mengerti :thumbup

regards,
adi

wi2ar
27-02-2010, 22:12
informasi yg sangat berguna n complittttt... om surya, jangan-jangan om surya jualan kapal neh hihihi

johnbudi
28-02-2010, 01:29
sharing pengalaman saja,
saya pernah membawa kapal dari luar nenegeri , ndak sejauh dubai, tetapi kapal itu kami naiki, ada agen yang bisa ngurusi dari kapten, ijin, cukai, BBM, pas masuk, pas kecil, pas besar, pas tahunan, surat ukur dlsb.
ada kawan saya masukin kapal dari duba, ya tetep aja dinaikin, masalah yang paling pelik saat mengajukan perubahan bendera, karena menyangkut pajak dlsb, siap siap saja bayar importation taxnya,
atau dengan memasukkan kapal tsb setengah jadi, pajak jadi lebih murah, kalau mesin inboard katanya dipajaki 3% disetarakan dengan mesin industri.
kalau kapal anda sekelas aldhaen yang utuh begitu, sepertinya opsi diatas tdk mungkin, tetapi rencananya kami mau memasukkan kapal dari material logam yang akan kami rakit di indonesia, mungkin nanti totalan pajaknya bisa lebih murah drpd built up.

CMIIW - hanya pengalaman cetek saya saja.

Surya P
28-02-2010, 17:28
Mas Wi2ar,

He he he...
Saya memang main nya kagak jauh dari air. Diving dan kapal.
Dulu saya sering urusin kapal masuk , tetapi sekarang udah jarang.
Paling kecil 50 feet, sebab repot soal surat nya sama ajah ama yang kecil, cuma reward nya worth it di kapal yang lebih besar.

Jalur import kapal yang tidak di kirim langsung ke Jakarta via kapal kargo selalu pasti transhipment via Singapura, baru lah di layarkan di Indonesia. Ada yang berani bawa dari Australia dan di layarkan mepet-mepet kepualuan di Indo timur , jika sumber dari Australia.

Sekarang kesulitan yang paling berat bukan di surat izin masuk, itu 100% pasti dapat karena tidak ada alasan pemerintah Indo menolak "wisatawan" masuk.

Yang paling sulit adalah celah soal BBM subsidi tidak boleh di isi ke kapal pribadi, harus BBM industri. Bukan soal harganya, beli nya yang susah kalo sedang layarkan kapal dari Singapura ke Jakarta.

Semua kapal pesiar kecuali yang long range, atau kecuali bermesin diesel DAN tega di jalan kan cuma 5-6 knot, tidak sanggup tempuh 545 mil laut jarak Singapura-Jakarta tanpa refuelling.
Tempat re-fuelling yang strategis adalah Sungai Sungsang di selat Bangka atau Mentok di Pulau Bangka itu sekitar 250 mil laut dari Singapura, pas sama range kapal pesiar yang rata-rata cuma 300 an mil laut.

Peraturan soal kapal pribadi tidak boleh isi bensin premium atau isi solar Rp4,500 sudah ada lama dan ini sudah menghasilkan beberapa kapten kapal pribadi di wilayah Carita/Cilegon masuk penjara 6 -24 bulan....yes, no kidding. Turnamen Binuangan waktu itu jika bukan karena di dukung/bela oleh pejabat setempat, itu kapal yang disegel karena pakai BBM subsidi, para kapten nya akan lebih lama di penjara.
Yes, udah sebagain nongkrong di kantor polisi. Ini juga yang buat industri wisata Pulau 1000 hancur lebur. Hanya pulau Pramuka yang bisa survive sebab ada penduduknya, jadi biaya gen-set bisa sharing dan itu BBM subsidi sebenarnya. Lalu transport versi ekomomis dari Tanggerang ada ke Pulau Pramuka.

Kalau pulau wisata seperti Pelangi, Bira, Matahari dan Pantara sudah tidak feasible untuk jalan, maka nya tutup. Tinggal Pulau Sepa, Pulau Putri dan Pulau Kotok yang sempoyongan. Kalau Pulau Bidadari dan Pulau Air/Ayer saya tidak tau sebab terlalu kotor air nya di sana, jadi nyaris kagak pernah saya mampir. Kalau Pulau Umang yang di teluk Alang-Alang ( Sumur ) Banten, kagak tau deh, tapi berat itu mereka operasionalnya, sama susah nya dengan Tanjung Lesung Resort.

Ironis memang soal BBM, tapi ini ada hukumnya dan langsung dari Presiden loh. Cuma hukum tidak rata, sebab kapal rental yang tarik banana boat dan sewakan Jet-Ski di Carita tidak tersentuh, cuma private individual ajah yang kena apes. Beli Premix terdekat adalah Cilegon...jauh neh. Agen bensin yang dulu nya boleh jual BBM ke kapal pesiar ( yah udah puluhan tahun bisnis gituan ) , ternyata masuk penjara juga. Kasian deh.

Untung ke Polisian di Bali dan Lombok dan Manado punya wawasan luas, kalo penggerak wisata di Bali semua harus pakai Premix dan solar DEX atau Shell/Petronas dengan tidak hiraukan beli nya entah bagaimana bagi semua sisi pelosok Bali...bisa perang darah di Bali nanti dan kasihan lah wisata nya. Sebagian dari kita malah tidak layak pakai bensin bersubsidi di mobil kita karena finance kita tidak patut menerima subsidi BBM dari negara, malah nikmati ajah. Kagak salah sih, toh hukum memperbolehkan. Jelek2 gini Toyota Soluna butut saya makan nya bensin Shell loh...kik kik kik.

Itu kapal Marathon ( Bobby Halim ) yang center console baru yang sekitar 10 meter udah lumayan bagus. Main ombak enak, finishing di atas rata-rata. Pakai 140HP x 2 Suzuki udah bisa 35+ knot. Value for money bagus deh. Tinggal upgrade sea-cock nya ke Groco dan buang itu sea-cock PVC/plastik, you are good to go. FYI Mesin tempel itu masuk resmi bebas bea, cuma kena PPN 10%. Harga mesin Suzuki , di Indonesia adalah boleh di kata yang paling murah di dunia. Suwer !! Sampe2 orang Thailand ajah bisa beli Suzuki di Indonesia.

Ini negara kalo di buat cruising heaven di Indonesia timur...wah kagak ada mati nya...luar biasa indah dan banyak tempat yang virgin banget. Asal ajah fasilitas BBM harus mudah per 100 mil wilayah. Jangan salah kaprah kayak BC di Ambon. Peserta Darwin-Ambon sailing regatta yang di launching ama Dubes kita di Australia, sampe Ambon tuh kapal2 tamu undangan negara kita malah sempet di segel ama BC dulu...hebat bener. Bagi yang belum paham Darwin-Ambon Regatta, ini acara sebelum krismon 1998 dan sebelum Ambon rusuh sudah sering di lakukan, ini acara classic banget.

Yah semoga wisata laut kita termasuk mancing dll bisa lebih baik dan lebih sukses ke depan.....dan kita perlu orang yang beli/sewa kapal karena mereka niat untuk main di laut dan roda ekonomi berputar.

Salam
SP

useup
28-02-2010, 19:41
Wah salut ama mas Surya sudah share banyak. Sekedar usul kalo info ini bs sampai ke mentri kelautan sepertinya bermanfaat, apalagi mentri yg sekarang semangatnya lain.
Saya pendukung pertama deh. Kalo perlu buat di FB, ayo gerakan suara rakyat pemancing.

Anto_313
01-03-2010, 20:06
Wah salut ama mas Surya sudah share banyak. Sekedar usul kalo info ini bs sampai ke mentri kelautan sepertinya bermanfaat, apalagi mentri yg sekarang semangatnya lain.
Saya pendukung pertama deh. Kalo perlu buat di FB, ayo gerakan suara rakyat pemancing.

Mantaf neh sohib gw yg satu ini,sang juara mo menjajah samudra....hik..hiks dah bosen juara di mana2 sekarang cari yg lapaknya gedong biar neter truuuuuus

KingsolomoNN
01-03-2010, 21:40
tuh Om, Master2 FF udah pada turun kasih solusi.....FF emang manteppp

gudanggolf
10-03-2010, 10:50
Saluuut buat Om Suryo..

De menthe
10-03-2010, 11:13
top.. Salut buat pak Surya.. salam kenal pak dari batam..

Surya P
11-03-2010, 17:40
Hello semua, salam juga. Senang jika bisa bantu bagi ilmu.

Salam
SP

Van$taal
12-03-2010, 08:51
thanks buat Pak Surya atas informasi dan ilmunya :)

adhiano
12-03-2010, 19:08
Salut buat P Surya, buanyakkk buangettt informasi yg sangat3 penting di postingannya. Kl byk postingan kyk gini br deh semangat buka2 FF

Sugik
12-03-2010, 22:27
bro.. Surya P = Surya Paloh? soalnya pengetahuan kenegaraan nya kok luas sekali, seperti seorang negarawan yg memang kerjaan nya mempelajari negara kita sendiri & negara lain... btw,... kalo bukan atau pun iya,. terima kasih atas informasi nya nya, benar2 pemasukan yg sangat berarti. aku bener2 belajar...

rdipanegara
15-03-2010, 09:21
Wow, ini merupakan satu masukan yang sangat berharga sekali bagi saya khususnya ... secara saya punya cita2 memiliki kapal pribadi tapi ga tau apa2 mengenai requirements seputar kepemilikan kapal pribadi. Hal-hal seperti ini kan jarang sekali tercuat kepermukaan, saya rasa harus didukung lebih tinggi lagi untuk lebih sering mendiskusikan hal2hal seperti ini, baik dari sisi legalitas, kemudahan impor, kualitas pabrikan lokal, biaya perawatan, perijinan rutinnya, dll.
Kalau para suhu seperti Pak Surya P dan Om John Budi bersedia dan ada waktunya, boleh dibuatkan thread yang secara rutin membahasa tiap aspek yang berkaitan dengan kepemilikan kapal. Saya yakin banyak dari para FF-er yang juga haus dengan informasi ini seperti saya.

Terima kasih dan sekali lagi luar biasa ulasan dan informasi yang diberikan ...

madnesse
01-04-2010, 15:30
Wah to pak Surya P (http://www.fishyforum.com/members/surya-p.html) i lop you full... hahhaha...., salut habis. terutama pembahasan mengenai usaha perkapalan di Thailand dan Indonesia. yuks posting2 yang beginian deh pak lagi. ato gag bikin thread sendiri aja tentang pengetahuan si om. saya jadi pembaca setia. :D.

wuih bayangin aja kalo di pulau2 Indonesia ini ada parkir kapal pribadi nya yang banyak. top dah Indonesia ini.

back to topik: terus gimana nih pak kelanjutannya bawa kapal dari luar. kalo emang jadi beneran ntar kirim reportnya juga yah disini. biar yg lain bisa tau juga urusan perkaplan ini. hehehe
kalo saya mo penginnya beli kapal kecil bercadik mesin tempel aja :D. ao gag mo beli jukung aj dah. daripada mancing berendam seharian. ntar bisa keriput bwahnya :D