PDA

View Full Version : Pemasangan Mesin O/B & Penyesuaian Propeller



Demsy
16-04-2007, 14:04
Ini adalah ringkasan yg saya kumpulkan dari publikasi2nya pabrikan2 mesin tempel dan buku2 boating mengenai dasar2 pemasangan mesin tempel dan penyesuaian ukuran propeller dengan kapal. Maksud dari tulisan ini adalah bagaimana kita dengan tidak terlalu banyak ber-teori tetapi mampu memasang mesin tempel dengan benar pada boat, mengikuti pedoman2 dari pakar2 dan produsen2. Tulisan ini jauh dari sempurna, namun sejauh ini cara2 yg tercantum dibawah telah kami terapkan dengan hasil yang baik.

Posisi Mesin Tempel

Persis diatas propeller ada pelat horisontal yg disebut sebagai Anti Ventilation Plate (AVP) pada mesin tempel. Ada juga yg menyebutnya sebagai anti cavitation plate. AVP ini dianjurkan untuk tidak lebih tinggi posisinya dari dasar kapal, dan juga agar paling rendah sekitar 2,5-5 cm dari dasar kapal. Setiap pabrikan tampaknya mempunyai ukuran sendiri2 mengenai jarak maximum dari dasar transom, makanya saya cantumkam range tsb diatas. Selanjutnya dari patokan awal tsb anda bisa bereksperimen lebih lanjut ketinggian mana yg paling sesuai utk boat anda, bila dikehendaki.

Untuk pemasangan single engine, tentunya posisi mesin tempel itu, bila dilihat dari belakang persis ditengah2. Untuk pemasangan multi engine, sesuaikan posisi mesin sedemikian rupa sehingga AVP masing2 mesin tingginya sesuai dengan patokan diatas dan tanpa melupakan simetri. Untuk mengetahui jarak minimum antara dua mesin tersebut bisa dilihat di website mesin yang dipakai. Jadi saat membeli O/B motor utk boat kita, dengan patokan diatas kita sudah tahu harus membeli dengan panjang as bagaimana, short, long atau extra long.

Penyesuaian Propeller

Mari kita perhatikan propellernya sendiri, ada yg 2, 3..bahkan 5blade, jangan2 ada yg lebih lagi Kita ketahui ada 2 angka pada sebuah prop, misalnya 13” x 18”. Kadang2 tercantum dua2 angka tsb dipropellernya, kadang juga hanya 1 angka, pitchnya. Angka yg pertama 13” mengatakan diameter propnya, angka kedua adalah pitchnya 18”. Pitch itu mau mengatakan, pada 1x putaran penuh, prop telah menempuh jarak 18”. Angka ini adalah angka ideal, karena disebabkan oleh interaksi berbagai hal dan gaya, timbullah yg disebut “slip”, sehingga pada kenyataannya jarak yg ditempuh <18”. Biasanya utk sebuah mesin tertentu pilihan diameter prop terbatas, karena kalau diameter terlalu besar prop tdk akan muat lagi. Sedangkan variasi pitch lebih banyak, dan inilah yang umumnya yang disesuaikan untuk mencapai suatu RPM yg diinginkan. Perubahan 1” pitch itu kira2 equivalent dg 150-300RPM. Sebuah contoh dari kapal kayu teman, dg prop ukuran 13x17, max RPM 4500 dg speed 18knot, mesin Yamaha 2x85hp. Lalu diganti dengan prop ukuran 13.5x15, RPM menjadi 5200 dg speed 23knot. Working range WOT (wide open throttle/gas posisi max) mesin2 ini adalah 4800-5500RPM. Sehingga konklusinya perubahan prop tsb adalah tepat. Hanya saja kapal teman itu belum dipasangi alat pengukur pemakaian BBM, kalau ada tentunya lebih interesan lagi. Seharusnya pemakaian BBM akan lebih irit pada saat cruising dengan prop yg baru.

Bila membeli mesin baru, cobalah untuk bicara dimuka dengan si penjual bahwa pada saat sea-trial mereka menyediakan propeller dengan berbagai ukuran. Sehingga bisa dicoba ukuran mana yang paling sesuai, itulah yang kita ambil berikut mesinnya. Kalau tidak salah dengar dealer Suzuki bisa, walaupun ada sedikit biaya tambahan yg wajar.

Mengapa kita mencari RPM yg se-ideal mungkin dengan merubah prop spt diatas. Jawabannya ada di spesifikasi si mesin sendiri. Misalnya tercantum 70hp / 5800RPM, lalu ada working range 5200-5800RPM. Artinya 70hp itu adalah tenaga maximum mesin tersebut yg terproduksi pada 5800RPM. Yang kedua adalah, agar mengusahakan bahwa pada posisi WOT, RPM mesin ada dikisaran 5200-5800, sehingga randemen mesin sedekat mungkin dengan titik optimal. Tetap idealnya adalah 5800RPM, hanya mulai dari 5200RPM tenaga dari hasil pembakaran BBMnya sdh dpt dipertanggungjawabkan (itu bahasa sehari2nya)

Mengenai jarak ideal antara 2 mesin mungkin ada yg mau menjelaskan secara terperinci? Untuk saya tidaklah terlalu penting, asalkan saja bila memakai 2 atau bahkan 3 (atau lebih) mesin waktu belok tidak saling bertubrukan. Mungkin dengan alasan ini makanya justru jarak minimum antara mesin yg diberitahukan oleh pabrikan2 mesin tsb. Saya anggap kurang penting karena bila jarak antara pada boat monohull misalnya adlah 80cm, sedangkan pada katamaran bisa saja menjadi 2m atau bahkan lebih. Jadi kurang jelas relevansinya untuk diperdebatkan.

Mohon dikoreksi apabila ada kesalahan, dan alangkah baiknya bila ada yang mau menambahkan hal2 lainnya. Sehingga bisa tulisan2 kita ini dipergunakan secara luas sebagai patokan dasar bagi yg membutuhkan.

shadowliem
04-05-2007, 01:59
Terimakasih pak, info ini sangat berguna bagi saya.