PDA

View Full Version : Mancing udang di Sungai Batanghari - Jambi



aryanto
20-06-2007, 10:48
Hallo teman-teman, saya pendatang baru di Forum ini.
Atas saran Pak Jerry, posting saya di FishyIntro diminta posting ulang di FishyWild. Yah.. maklumlah pendatang baru... masih harus banyak observasi biar gak salah kamar... Berikut adalah sharing saya dengan sedikit edit dari posting sebelumnya.

Mengenai statement saya di forum sebelumnya -- dimana mancing udang lebih asyik dibanding mancing ikan sebenarnya ini bermula ketika saya tugas kantor di Jambi.
Basic mancing saya adalah mancing laut terutama rock fishing, dan bottom fishing (sekarang sedang belajar popping dan jigging) Biasanya saya mancing di tebing-tebing Gunung Kidul Jogja. Sekali-sekali juga mancing di P. Seribu sampai Anyer. Tarikan ikan di laut, fight, petualangan, dll ya tahu sendirilah.. bagaimana dashyatnya.
Jambi ini cukup jauh dari laut. Yang ada hanya sungai dan rawa. Berhubung "hasrat sudah memuncak", tidak ada rotan, akarpun jadi..

Pertama kali mencoba mancing ikan di Sungai Batanghari. Ternyata tidak se-asyik yang saya bayangkan. Dengan derasnya arus sungai, kita harus menggunakan sinker dengan bobot antara 300-500gram. Kadang-kadang, pada saat kita cek umpan, sudah tergantung ikan dengan bobot 1kg tanpa kita sadari. Belum lagi kalau pancing kita tersangkut kayu segede gajah atau sampah yang hanyut terbawa arus sungai, bisa terbirit-birit kita fight-nya..

Sedangkan kalau mancing udang, kita cukup menggunakan sinker dengan bobot maksimal 30gram. Tarikan udang cukup membuat ujung joran melengkung. Fight dengan udang, cukup membuat reel ukuran 500 berderit nyaring. Itulah yang membuat saya menilai mancing udang lebih asyik dibanding mancing ikan, dalam konteks mancing ikan di Sungai Batanghari.

Teknik yang digunakan untuk mancing udang cukup sederhana. Cukup dengan joran Light Action panjang 120-180cm, kenur mono ukuran max 12lbs, reel ukuran 500-2000. Pemberat maksimal 30 gram. Mata kail yang digunakan biasanya mata kail ukuran kecil (No. 1 - 3) dengan umpan cacing tanah. Bisa juga menggunakan mata pancing khusus udang. Saya sendiri lebih suka memodifikasi mata kail dengan ujung tajam lebih pendek, dan tangkai yang panjang karena dari berbagai experimen, model ini yang paling efektif.
Rangkaian yang digunakan adalah sinker di tengah, kili-kili, lalu dihubungkan dengan leader sepanjang 15-30 cm. Semakin deras arus air, semakin panjang leader yang digunakan.
Ganti leader secara berkala, karena capit udang bisa membuat leader tergerus dan mudah putus. Saya sendiri sering menggunakan leader dengan kenur braided, karena lebih awet.
Untuk kenur utama, jenis monofilamen lebih efektif dibanding kenur braided. Jenis braided yg elastisitasnya rendah beberapa kali terbukti membuat udang terlepas dengan mulut robek.
Spot udang adalah ceruk-ceruk sungai yang arusnya tidak terlalu deras dan mempunyai banyak tempat perlindungan seperti kayu tenggelam, dermaga, balok kayu, bawah perahu, pertemuan sungai, dll. Udang menyukai kondisi air yang bebas polusi. Tidak terlalu jernih tidak terlalu keruh. Dan biasanya saat air pasang jauh lebih bagus daripada kondisi air surut. Udang di sungai Batanghari tidak punya jam makan. Pokoknya 24 jam nonstop selama kita menemukan spot yang bagus.
Begitu udang makan umpan yang biasanya ditandai dengan getaran halus di ujung joran, kencangkan kenur dan tarik perlahan-lahan. Begitu udang menyentak umpan, cukup dibalas dengan strike ringan. Strike yang keras akan merobek mulut udang yang rapuh. Namun, biasanya hanya dengan menahan joran saat udang menyentak, udang sudah terkait dengan sendirinya.
Udang akan melawan dengan dashyat saat mendekati permukaan air. Pemancing yang tidak hati-hati biasanya kehilangan buruannya pada tahap ini. Jangan panik, tapi ikuti saja perlawanan udang dengan hati-hati. Setting drag 30% dari kekuatan kenur adalah langkah yang bijaksana.
Kesimpulan yang saya dapatkan, mancing udang itu seninya adalah mancing "alusan". Pemancing harus extra hati-hati, gerakan tidak boleh grusa-grusu, teliti, dan tenang.

Ok, sekian dulu sharing saya... foto contoh barang sudah saya upload di MyCatch. Semoga bisa jadi tambahan wacana buat rekan-rekan semua.

salam
aryanto

bonito
20-06-2007, 18:11
Nice post Pak Aryanto.
Kelihatannya Bapak bukan 'orang baru' nih dalam dunia mancing.
Nanti kalau ada trip lagi jangan lupa reportnya ya Pak, + picnya sekalian.
Kita di Indonesia jangan sampai kalah dgn negara tetangga kita Malaysia, dimana mancing udang juga dianggap sebagai salah satu target mancing yg bergengsi.
Thanks. :p

Harjonos
20-06-2007, 18:31
Hallo teman-teman, saya pendatang baru di Forum ini.
Atas saran Pak Jerry, posting saya di FishyIntro diminta posting ulang di FishyWild. Yah.. maklumlah pendatang baru... masih harus banyak observasi biar gak salah kamar... Berikut adalah sharing saya dengan sedikit edit dari posting sebelumnya.

Mengenai statement saya di forum sebelumnya -- dimana mancing udang lebih asyik dibanding mancing ikan sebenarnya ini bermula ketika saya tugas kantor di Jambi.
Basic mancing saya adalah mancing laut terutama rock fishing, dan bottom fishing (sekarang sedang belajar popping dan jigging) Biasanya saya mancing di tebing-tebing Gunung Kidul Jogja. Sekali-sekali juga mancing di P. Seribu sampai Anyer. Tarikan ikan di laut, fight, petualangan, dll ya tahu sendirilah.. bagaimana dashyatnya.
Jambi ini cukup jauh dari laut. Yang ada hanya sungai dan rawa. Berhubung "hasrat sudah memuncak", tidak ada rotan, akarpun jadi..

Pertama kali mencoba mancing ikan di Sungai Batanghari. Ternyata tidak se-asyik yang saya bayangkan. Dengan derasnya arus sungai, kita harus menggunakan sinker dengan bobot antara 300-500gram. Kadang-kadang, pada saat kita cek umpan, sudah tergantung ikan dengan bobot 1kg tanpa kita sadari. Belum lagi kalau pancing kita tersangkut kayu segede gajah atau sampah yang hanyut terbawa arus sungai, bisa terbirit-birit kita fight-nya..

Sedangkan kalau mancing udang, kita cukup menggunakan sinker dengan bobot maksimal 30gram. Tarikan udang cukup membuat ujung joran melengkung. Fight dengan udang, cukup membuat reel ukuran 500 berderit nyaring. Itulah yang membuat saya menilai mancing udang lebih asyik dibanding mancing ikan, dalam konteks mancing ikan di Sungai Batanghari.

Teknik yang digunakan untuk mancing udang cukup sederhana. Cukup dengan joran Light Action panjang 120-180cm, kenur mono ukuran max 12lbs, reel ukuran 500-2000. Pemberat maksimal 30 gram. Mata kail yang digunakan biasanya mata kail ukuran kecil (No. 1 - 3) dengan umpan cacing tanah. Bisa juga menggunakan mata pancing khusus udang. Saya sendiri lebih suka memodifikasi mata kail dengan ujung tajam lebih pendek, dan tangkai yang panjang karena dari berbagai experimen, model ini yang paling efektif.
Rangkaian yang digunakan adalah sinker di tengah, kili-kili, lalu dihubungkan dengan leader sepanjang 15-30 cm. Semakin deras arus air, semakin panjang leader yang digunakan.
Ganti leader secara berkala, karena capit udang bisa membuat leader tergerus dan mudah putus. Saya sendiri sering menggunakan leader dengan kenur braided, karena lebih awet.
Untuk kenur utama, jenis monofilamen lebih efektif dibanding kenur braided. Jenis braided yg elastisitasnya rendah beberapa kali terbukti membuat udang terlepas dengan mulut robek.
Spot udang adalah ceruk-ceruk sungai yang arusnya tidak terlalu deras dan mempunyai banyak tempat perlindungan seperti kayu tenggelam, dermaga, balok kayu, bawah perahu, pertemuan sungai, dll. Udang menyukai kondisi air yang bebas polusi. Tidak terlalu jernih tidak terlalu keruh. Dan biasanya saat air pasang jauh lebih bagus daripada kondisi air surut. Udang di sungai Batanghari tidak punya jam makan. Pokoknya 24 jam nonstop selama kita menemukan spot yang bagus.
Begitu udang makan umpan yang biasanya ditandai dengan getaran halus di ujung joran, kencangkan kenur dan tarik perlahan-lahan. Begitu udang menyentak umpan, cukup dibalas dengan strike ringan. Strike yang keras akan merobek mulut udang yang rapuh. Namun, biasanya hanya dengan menahan joran saat udang menyentak, udang sudah terkait dengan sendirinya.
Udang akan melawan dengan dashyat saat mendekati permukaan air. Pemancing yang tidak hati-hati biasanya kehilangan buruannya pada tahap ini. Jangan panik, tapi ikuti saja perlawanan udang dengan hati-hati. Setting drag 30% dari kekuatan kenur adalah langkah yang bijaksana.
Kesimpulan yang saya dapatkan, mancing udang itu seninya adalah mancing "alusan". Pemancing harus extra hati-hati, gerakan tidak boleh grusa-grusu, teliti, dan tenang.

Ok, sekian dulu sharing saya... foto contoh barang sudah saya upload di MyCatch. Semoga bisa jadi tambahan wacana buat rekan-rekan semua.

salam
aryanto

Salam kenal & selamat bergabung di FishyForum.
Baca perkenalannya asyik sekali lho...... boleh nih coba mancing udang

ade norman
21-06-2007, 02:42
Hallo teman-teman, saya pendatang baru di Forum ini.
Atas saran Pak Jerry, posting saya di FishyIntro diminta posting ulang di FishyWild. Yah.. maklumlah pendatang baru... masih harus banyak observasi biar gak salah kamar... Berikut adalah sharing saya dengan sedikit edit dari posting sebelumnya.

Mengenai statement saya di forum sebelumnya -- dimana mancing udang lebih asyik dibanding mancing ikan sebenarnya ini bermula ketika saya tugas kantor di Jambi.
Basic mancing saya adalah mancing laut terutama rock fishing, dan bottom fishing (sekarang sedang belajar popping dan jigging) Biasanya saya mancing di tebing-tebing Gunung Kidul Jogja. Sekali-sekali juga mancing di P. Seribu sampai Anyer. Tarikan ikan di laut, fight, petualangan, dll ya tahu sendirilah.. bagaimana dashyatnya.
Jambi ini cukup jauh dari laut. Yang ada hanya sungai dan rawa. Berhubung "hasrat sudah memuncak", tidak ada rotan, akarpun jadi..

Pertama kali mencoba mancing ikan di Sungai Batanghari. Ternyata tidak se-asyik yang saya bayangkan. Dengan derasnya arus sungai, kita harus menggunakan sinker dengan bobot antara 300-500gram. Kadang-kadang, pada saat kita cek umpan, sudah tergantung ikan dengan bobot 1kg tanpa kita sadari. Belum lagi kalau pancing kita tersangkut kayu segede gajah atau sampah yang hanyut terbawa arus sungai, bisa terbirit-birit kita fight-nya..

Sedangkan kalau mancing udang, kita cukup menggunakan sinker dengan bobot maksimal 30gram. Tarikan udang cukup membuat ujung joran melengkung. Fight dengan udang, cukup membuat reel ukuran 500 berderit nyaring. Itulah yang membuat saya menilai mancing udang lebih asyik dibanding mancing ikan, dalam konteks mancing ikan di Sungai Batanghari.

Teknik yang digunakan untuk mancing udang cukup sederhana. Cukup dengan joran Light Action panjang 120-180cm, kenur mono ukuran max 12lbs, reel ukuran 500-2000. Pemberat maksimal 30 gram. Mata kail yang digunakan biasanya mata kail ukuran kecil (No. 1 - 3) dengan umpan cacing tanah. Bisa juga menggunakan mata pancing khusus udang. Saya sendiri lebih suka memodifikasi mata kail dengan ujung tajam lebih pendek, dan tangkai yang panjang karena dari berbagai experimen, model ini yang paling efektif.
Rangkaian yang digunakan adalah sinker di tengah, kili-kili, lalu dihubungkan dengan leader sepanjang 15-30 cm. Semakin deras arus air, semakin panjang leader yang digunakan.
Ganti leader secara berkala, karena capit udang bisa membuat leader tergerus dan mudah putus. Saya sendiri sering menggunakan leader dengan kenur braided, karena lebih awet.
Untuk kenur utama, jenis monofilamen lebih efektif dibanding kenur braided. Jenis braided yg elastisitasnya rendah beberapa kali terbukti membuat udang terlepas dengan mulut robek.
Spot udang adalah ceruk-ceruk sungai yang arusnya tidak terlalu deras dan mempunyai banyak tempat perlindungan seperti kayu tenggelam, dermaga, balok kayu, bawah perahu, pertemuan sungai, dll. Udang menyukai kondisi air yang bebas polusi. Tidak terlalu jernih tidak terlalu keruh. Dan biasanya saat air pasang jauh lebih bagus daripada kondisi air surut. Udang di sungai Batanghari tidak punya jam makan. Pokoknya 24 jam nonstop selama kita menemukan spot yang bagus.
Begitu udang makan umpan yang biasanya ditandai dengan getaran halus di ujung joran, kencangkan kenur dan tarik perlahan-lahan. Begitu udang menyentak umpan, cukup dibalas dengan strike ringan. Strike yang keras akan merobek mulut udang yang rapuh. Namun, biasanya hanya dengan menahan joran saat udang menyentak, udang sudah terkait dengan sendirinya.
Udang akan melawan dengan dashyat saat mendekati permukaan air. Pemancing yang tidak hati-hati biasanya kehilangan buruannya pada tahap ini. Jangan panik, tapi ikuti saja perlawanan udang dengan hati-hati. Setting drag 30% dari kekuatan kenur adalah langkah yang bijaksana.
Kesimpulan yang saya dapatkan, mancing udang itu seninya adalah mancing "alusan". Pemancing harus extra hati-hati, gerakan tidak boleh grusa-grusu, teliti, dan tenang.

Ok, sekian dulu sharing saya... foto contoh barang sudah saya upload di MyCatch. Semoga bisa jadi tambahan wacana buat rekan-rekan semua.

salam
aryanto

saya juga hobi pak mancing udang..tapi kalo saya mancing udang pacet...pak, terus kalo sekarang ini bapak kalo mao mancing udang dimana??
bagi2 infonya yahhh...kalo bisa yang masi daerah jakarta...thanks...

aryanto
21-06-2007, 11:49
Mas Ade Norman,

Ini berat pertanyaannya... saya gak tahu babar blas kalo mancing udang di sekitar Jakarta.
Jujur, mancing udang ini baru saya tekuni paling 1 tahun terakhir. Itupun karena kepepet seperti yang sudah saya ceritakan dalam posting sebelumnya.... Habis di Jambi gak ada laut sih.. tidak ada rotan, akarpun jadi hehe..

Dulu, saya pernah mancing udang di dam-dam sungai daerah Bantul dan sekitarnya (sekitar tahun 1990-an) tapi itu hanya iseng cuma sambilan. Target utama sih tetap ikan, dapatnya udang kecil2 paling segede jari telunjuk.

Sekarang, saya mancing udang di sungai-sungai air tawar sekitar Jambi. Terutama di Sungai Batanghari. Udang disini ada 2 jenis. Udang Satang (Udang Galah) yang bobotnya bisa sampai 1 kg lebih panjang bisa sampai 30 cm, badannya udah mirip lobster deh... Capitnya gede dan panjang, warnanya hijau kebiruan. Satunya lagi Udang Telor (begitu orang lokal sini bilang). Disebut begitu karena kecil2 udah bertelor. Gedenya maksimal sejempol kaki. Capitnya pendek dan kecil, badannya cenderung bening. Udang telor ini banyak saya temui di Jawa. Kalo pernah makan di rumah makan Mang Engking Jogja, ya itulah udang telor...

Justru saya kalo pas di Jakarta pengin coba mancing udang pacet Mas...
Teman di Semarang juga sering cerita mancing udang pacet di tambak-tambak bandeng... Denger2 tekniknya lain dengan mancing udang sungai.

salam

hampala
21-06-2007, 12:20
Mas Aryanto ini yg dulu suka mancing kakap di Muara Baru. Anda seorang dokter kan? Kita pernah ketemu di tokonya Andi (Nam Hien), betul tidak? Kalo salah ya maaf ha3.

roel
21-06-2007, 14:51
kalo mancing udang pancet gimana cara nya emang om, kali aja mo di cobain kalo ke tambak bandeng...

aryanto
21-06-2007, 15:25
Haha... dimaafkan Boss... soalnya anda salah.
Saya tahu Andi toko Nam Hien. Dia pemancing juga, termasuk pemancing lama di Jogja cuma beda grup dengan saya..
Mancing Kakap di Muara baru juga belum pernah. Pernah coba tahun 2000-2002 di daerah Cirebon - Tegal. Pas tugas kantor disana. Tapi gak pernah dapat hasil, makanya gak bisa cerita banyak.
Saya wong Jogja asli boss... dan bukan dokter. Kalo pas mudik ke Jogja, saya sering joint sama grup-nya Andi pemilik toko pancing Samudra Fishindo. Mancing di tebing (Rock Fishing) dan sekali-sekali trolling di Sadeng.
Kalo grup saya yang lama sudah bubar... udah pada sibuk sendiri, malah sudah ada yang duluan ke alam baka :D
Dengan rekan-rekan di forum ini mungkin pernah ketemu di event Light Tackle Tournament di P. Seribu September 2006 lalu. Tapi belum pernah ketemu muka mungkin...
Kalo yang benar-benar ingat pernah ketemu ya Pak Adrianus waktu beliau mewakili Formasi meninjau Tournament Mancing Piala Sri Sultan HBX di Parangtritis November 2005. Waktu itu saya jadi salah satu panitia. Ketemu beliau lagi di Light Tackle Tournament, tapi kayanya beliau sudah lupa dengan saya.

salam

aryanto
21-06-2007, 15:31
Mancing udang pacet...

Di daerah Semarang mereka pakai mata pancing khusus. Yaitu mata pancing udang yang barbless 3 biji, di solder jadi satu hingga menyerupai bentuk trisula (mirip kaki ayam). Katanya sih di Semarang banyak yang jual. Saya sendiri belum pernah pakai.
Umpan biasanya pakai daging kambing atau atau cacing yang ditaruh di mata pancing yang tengah.
Begitu udang makan umpan, joran disentak. Kebanyakan udang-nya gak kena di mulut tapi asal kecantol..
Kalo peralatan yang lain sih standar.. sama persis dengan posting saya terdahulu.. cuma beda di mata pancing doang...

salam

hampala
22-06-2007, 06:45
Ha3.. salah orang.. yo wes salam kenal.. lah... Ada teman di jambi nih... nanti tak PM yah...
Ok nanti kalo pas mudik ke Jogja kita mancing bareng...


Haha... dimaafkan Boss... soalnya anda salah.
Saya tahu Andi toko Nam Hien. Dia pemancing juga, termasuk pemancing lama di Jogja cuma beda grup dengan saya..
Mancing Kakap di Muara baru juga belum pernah. Pernah coba tahun 2000-2002 di daerah Cirebon - Tegal. Pas tugas kantor disana. Tapi gak pernah dapat hasil, makanya gak bisa cerita banyak.
Saya wong Jogja asli boss... dan bukan dokter. Kalo pas mudik ke Jogja, saya sering joint sama grup-nya Andi pemilik toko pancing Samudra Fishindo. Mancing di tebing (Rock Fishing) dan sekali-sekali trolling di Sadeng.
Kalo grup saya yang lama sudah bubar... udah pada sibuk sendiri, malah sudah ada yang duluan ke alam baka :D
Dengan rekan-rekan di forum ini mungkin pernah ketemu di event Light Tackle Tournament di P. Seribu September 2006 lalu. Tapi belum pernah ketemu muka mungkin...
Kalo yang benar-benar ingat pernah ketemu ya Pak Adrianus waktu beliau mewakili Formasi meninjau Tournament Mancing Piala Sri Sultan HBX di Parangtritis November 2005. Waktu itu saya jadi salah satu panitia. Ketemu beliau lagi di Light Tackle Tournament, tapi kayanya beliau sudah lupa dengan saya.

salam

joni_jihad
29-06-2007, 18:03
Hallo teman-teman, saya pendatang baru di Forum ini.
Atas saran Pak Jerry, posting saya di FishyIntro diminta posting ulang di FishyWild. Yah.. maklumlah pendatang baru... masih harus banyak observasi biar gak salah kamar... Berikut adalah sharing saya dengan sedikit edit dari posting sebelumnya.

Mengenai statement saya di forum sebelumnya -- dimana mancing udang lebih asyik dibanding mancing ikan sebenarnya ini bermula ketika saya tugas kantor di Jambi.
Basic mancing saya adalah mancing laut terutama rock fishing, dan bottom fishing (sekarang sedang belajar popping dan jigging) Biasanya saya mancing di tebing-tebing Gunung Kidul Jogja. Sekali-sekali juga mancing di P. Seribu sampai Anyer. Tarikan ikan di laut, fight, petualangan, dll ya tahu sendirilah.. bagaimana dashyatnya.
Jambi ini cukup jauh dari laut. Yang ada hanya sungai dan rawa. Berhubung "hasrat sudah memuncak", tidak ada rotan, akarpun jadi..

Pertama kali mencoba mancing ikan di Sungai Batanghari. Ternyata tidak se-asyik yang saya bayangkan. Dengan derasnya arus sungai, kita harus menggunakan sinker dengan bobot antara 300-500gram. Kadang-kadang, pada saat kita cek umpan, sudah tergantung ikan dengan bobot 1kg tanpa kita sadari. Belum lagi kalau pancing kita tersangkut kayu segede gajah atau sampah yang hanyut terbawa arus sungai, bisa terbirit-birit kita fight-nya..

Sedangkan kalau mancing udang, kita cukup menggunakan sinker dengan bobot maksimal 30gram. Tarikan udang cukup membuat ujung joran melengkung. Fight dengan udang, cukup membuat reel ukuran 500 berderit nyaring. Itulah yang membuat saya menilai mancing udang lebih asyik dibanding mancing ikan, dalam konteks mancing ikan di Sungai Batanghari.

Teknik yang digunakan untuk mancing udang cukup sederhana. Cukup dengan joran Light Action panjang 120-180cm, kenur mono ukuran max 12lbs, reel ukuran 500-2000. Pemberat maksimal 30 gram. Mata kail yang digunakan biasanya mata kail ukuran kecil (No. 1 - 3) dengan umpan cacing tanah. Bisa juga menggunakan mata pancing khusus udang. Saya sendiri lebih suka memodifikasi mata kail dengan ujung tajam lebih pendek, dan tangkai yang panjang karena dari berbagai experimen, model ini yang paling efektif.
Rangkaian yang digunakan adalah sinker di tengah, kili-kili, lalu dihubungkan dengan leader sepanjang 15-30 cm. Semakin deras arus air, semakin panjang leader yang digunakan.
Ganti leader secara berkala, karena capit udang bisa membuat leader tergerus dan mudah putus. Saya sendiri sering menggunakan leader dengan kenur braided, karena lebih awet.
Untuk kenur utama, jenis monofilamen lebih efektif dibanding kenur braided. Jenis braided yg elastisitasnya rendah beberapa kali terbukti membuat udang terlepas dengan mulut robek.
Spot udang adalah ceruk-ceruk sungai yang arusnya tidak terlalu deras dan mempunyai banyak tempat perlindungan seperti kayu tenggelam, dermaga, balok kayu, bawah perahu, pertemuan sungai, dll. Udang menyukai kondisi air yang bebas polusi. Tidak terlalu jernih tidak terlalu keruh. Dan biasanya saat air pasang jauh lebih bagus daripada kondisi air surut. Udang di sungai Batanghari tidak punya jam makan. Pokoknya 24 jam nonstop selama kita menemukan spot yang bagus.
Begitu udang makan umpan yang biasanya ditandai dengan getaran halus di ujung joran, kencangkan kenur dan tarik perlahan-lahan. Begitu udang menyentak umpan, cukup dibalas dengan strike ringan. Strike yang keras akan merobek mulut udang yang rapuh. Namun, biasanya hanya dengan menahan joran saat udang menyentak, udang sudah terkait dengan sendirinya.
Udang akan melawan dengan dashyat saat mendekati permukaan air. Pemancing yang tidak hati-hati biasanya kehilangan buruannya pada tahap ini. Jangan panik, tapi ikuti saja perlawanan udang dengan hati-hati. Setting drag 30% dari kekuatan kenur adalah langkah yang bijaksana.
Kesimpulan yang saya dapatkan, mancing udang itu seninya adalah mancing "alusan". Pemancing harus extra hati-hati, gerakan tidak boleh grusa-grusu, teliti, dan tenang.

Ok, sekian dulu sharing saya... foto contoh barang sudah saya upload di MyCatch. Semoga bisa jadi tambahan wacana buat rekan-rekan semua.

salam
aryanto
Yang suka mancing udang di Jambi ada yang singgah disini gak ya?