cencen_kecil
31-10-2007, 16:08
Bagi yg suka main ke bukit lawang di sumatra utara mungkin tau nama tempat ini. Dangau jurung adalah sebuah kolam pancing yg mengambil aliran air dari sungai bahorok yg tersohor di sumut itu. Alasan saya mengapa saya nge-post di bagian fishyWild, karena sensasi memancing disitu layaknya mancing di habitat alami, bukan kolam buatan manusia yg ikanya di stock oleh sang empunya.
Sebagai bayangan, diameter dangau ini mungkin sekitar 100 meter, dengan sebuah 'pulau' ditengahnya. Hampir diseluruh bagian tepiannya masih berupa rumput dan tanaman air lainya. Hanya sebagian sisi yg berupa beton yg digunakan sebagai tempat stok (dan mungkin budidaya) ikan.
Ngomong soal ikan, karena airnya bersumber langsung dari sungai terdekat yaitu bahorok, ikan disitu sangat beragam disamping ikan yg memang ditabur oleh yg punya.
Beberapa spesies ikan yg ditabur adalah; gurami, mas, tawes, bawal, patin, nila, mujair, lele dan sang legenda jurung (dan juga sub spesiesnya gumoh). Semua ikan ini kalau terpancing boleh dilepas lagi atau dibawa pulang dengan membayar perkilo.
Disamping itu, banyak ikan liar juga ikut 'hanyut' dari sungai.
Beberapa diantaranya adalah;
-cencen (seperti tawes cuma lebih kecil),
-lemeduk (mirip tawes cuma bersirip dan ekor merah),
-sebarau/hampala (serius! bahkan gede2 sampe 3 kilo seekor),
-sili/berot (saya ga tau nama lainya, cuma dia berbadan seperti belut/sidat, bermulut kecil, mempunyai duri kecil di punggungnya, berwarna hitam dan enak sekali rasanya),
-dondong (mungkin disebut juga dengan moa, dan disini ukuranya bisa sampai 3-4 kiloan),
baung, keting, gabus (juga besar2), dan kepar (disebut ikan pepatung dalam bahasa malaysia).
Ikan2 diatas kalau terpancing boleh dibawa pulang tanpa bayar..
Tempat ini adalah tempat awal mula saya belajar lure casting dengan minnow dan bug. Hasil dari casting biasanya sering dapat strike dari jurung dan gabus, kalau buat sebarau saya belum pernah dapat strike disini walaupun yg gede2 sering keliatan dan ngejer lurenya sampai pada akhirnya emoh dan kabur (dan sampai sekarang saya ga tau kenapa).
Kalau mancing dasar khususnya dibawah pintu airnya spesies ikan yg bisa anda dapatkan benar2 tak terduga. Dikala volume air kecil dan deras, selalu jurung, gumoh, tawes dan cencen yg makan umpan cacing atau sawit, kalau belalang sudah pasti jurung dan gumoh yg makan. Tapi, kalau volume air tinggi dan agak keruh (biasanya setelah hujan deras) sang baung, sili, dan keting yg selalu menyambar.
Dikala malam, pekerja2 di dangau itu sering mancing buat dondong/moa yg mencapai 4 kilo seekornya.
Tempat ini sungguh menjanjikan buat seluruh level pemancing dan beragam teknik. Tapi sayang, terakhir kali yg saya dengar setelah banjir bandang yg menimpa bukit lawang sekitar taun 2003-2004 lalu, tempat ini hancur karena banyak balok kayu yg hanyut dan lumpur yg hanyut ketempat itu.
Sedih sekali, apalagi jika kita di pihak sang pemiliknya, yg sudah pasti telah meng-invest banyak biaya ke tempat itu.
Bukit lawang sendiri sangat porak poranda waktu banjir bandang yg disebabkan oleh illegal logging di atas bukit barisan yg mengelilingi sumut.
Maaf saya ga ada foto..
sekarang ada yg tau bagaimana kabar terakhir dangau ini?
Sebagai bayangan, diameter dangau ini mungkin sekitar 100 meter, dengan sebuah 'pulau' ditengahnya. Hampir diseluruh bagian tepiannya masih berupa rumput dan tanaman air lainya. Hanya sebagian sisi yg berupa beton yg digunakan sebagai tempat stok (dan mungkin budidaya) ikan.
Ngomong soal ikan, karena airnya bersumber langsung dari sungai terdekat yaitu bahorok, ikan disitu sangat beragam disamping ikan yg memang ditabur oleh yg punya.
Beberapa spesies ikan yg ditabur adalah; gurami, mas, tawes, bawal, patin, nila, mujair, lele dan sang legenda jurung (dan juga sub spesiesnya gumoh). Semua ikan ini kalau terpancing boleh dilepas lagi atau dibawa pulang dengan membayar perkilo.
Disamping itu, banyak ikan liar juga ikut 'hanyut' dari sungai.
Beberapa diantaranya adalah;
-cencen (seperti tawes cuma lebih kecil),
-lemeduk (mirip tawes cuma bersirip dan ekor merah),
-sebarau/hampala (serius! bahkan gede2 sampe 3 kilo seekor),
-sili/berot (saya ga tau nama lainya, cuma dia berbadan seperti belut/sidat, bermulut kecil, mempunyai duri kecil di punggungnya, berwarna hitam dan enak sekali rasanya),
-dondong (mungkin disebut juga dengan moa, dan disini ukuranya bisa sampai 3-4 kiloan),
baung, keting, gabus (juga besar2), dan kepar (disebut ikan pepatung dalam bahasa malaysia).
Ikan2 diatas kalau terpancing boleh dibawa pulang tanpa bayar..
Tempat ini adalah tempat awal mula saya belajar lure casting dengan minnow dan bug. Hasil dari casting biasanya sering dapat strike dari jurung dan gabus, kalau buat sebarau saya belum pernah dapat strike disini walaupun yg gede2 sering keliatan dan ngejer lurenya sampai pada akhirnya emoh dan kabur (dan sampai sekarang saya ga tau kenapa).
Kalau mancing dasar khususnya dibawah pintu airnya spesies ikan yg bisa anda dapatkan benar2 tak terduga. Dikala volume air kecil dan deras, selalu jurung, gumoh, tawes dan cencen yg makan umpan cacing atau sawit, kalau belalang sudah pasti jurung dan gumoh yg makan. Tapi, kalau volume air tinggi dan agak keruh (biasanya setelah hujan deras) sang baung, sili, dan keting yg selalu menyambar.
Dikala malam, pekerja2 di dangau itu sering mancing buat dondong/moa yg mencapai 4 kilo seekornya.
Tempat ini sungguh menjanjikan buat seluruh level pemancing dan beragam teknik. Tapi sayang, terakhir kali yg saya dengar setelah banjir bandang yg menimpa bukit lawang sekitar taun 2003-2004 lalu, tempat ini hancur karena banyak balok kayu yg hanyut dan lumpur yg hanyut ketempat itu.
Sedih sekali, apalagi jika kita di pihak sang pemiliknya, yg sudah pasti telah meng-invest banyak biaya ke tempat itu.
Bukit lawang sendiri sangat porak poranda waktu banjir bandang yg disebabkan oleh illegal logging di atas bukit barisan yg mengelilingi sumut.
Maaf saya ga ada foto..
sekarang ada yg tau bagaimana kabar terakhir dangau ini?