Silakan disimpulkan sendiri..........
sangat memprihatinkan....
http://m.detik.com/read/2009/08/18/1...ha-dan-omega-3
Silakan disimpulkan sendiri..........
sangat memprihatinkan....
http://m.detik.com/read/2009/08/18/1...ha-dan-omega-3
ada sepenggal kutipan dr artikelnya :
"abon ikan marlin diproduksi oleh UKM produk-produknya memang belum bisa ditemui di berbagai supermarket melainkan tempat tertentu saja"
berarti di sini ada sekelompok masyarakat kecil/menengah yg bisa mengais rezeki dr usaha ikan ini... saya kira bagus di jaman susah ini orang masih bisa mencari peluang usaha. (Meski usaha itu bersinggungan dgn apa yg kita impikan - [trophy fish] )
Sementara kita (anglers) tentunya harus bersyukur masih bisa menyalurkan hobi kita ini.
(kebetulan saya punya beberapa teman aktivis PETA baik lokal maupun dr Asia Pacific yg selama 5 tahun membujuk saya berhenti mancing ..uncivilized ! nyiksa ikan, kasian bla bla bla kata mereka... tp saya keukeuh enjoy dgn hobi yg saya lakoni sejak kecil ini hehehe...
Masalah keprihatinan akan hal seperti ini seyogyanya kita tidak bisa mengecap kegiatan - perilaku -pekerjaan seseorang dengan standar nilai kita (angler).
Pemancing x Nelayan x Usaha perikanan X PETA X or apapun itu (asal bukan tindakan illegal) ... punya tujuan dengan nilai yang berbeda-beda. Semuanya tidak ada yg lebih tinggi maupun rendah... menurut saya sama saja.
Tinggal bagaimana kita menyikapi perbedaan yang ada & saling menghargai.
.... penting bagaimana kepedulian kita thdp lingkungan ... :)
ya itu cuma pendapat sayah sajah... harap maklum, krn sayah mah cuma pemancing abal-abal :)
nah itu point`nya.. he3... kan saya pasang disini.. sekedar dibaca2 aja.. tp kenapa harus ikan marlin ?? bukan ikan tuna aja ?? tekstur dagingnya hampir mirip dan nyari di pasar juga lebih mudah ikan tuna ??
Pak Arief, seneng banget bacanya yang menurut saya idealis tapi dalam koridor realis obyektip. Karenanya menurut saya Pak Arief bukan angler abal-abal, tapi angler sejati yang jujur dan langka. Bravo Pak.
Dari cerita orang-orang tua di P. Panggang, saya pernah dengar dulu mereka membuat "abon Layaran" dan bukan abon ikan yang lain. Mungkin daging billfish kurang laku, sedangkan tuna punya brandname yang kuat dan nyaris enggak perlu diawetkan dalam bentuk abon. Supaya laku dicobalah "sentuhan" DHA dan OMEGA3, padahal mayoritas masyarakat sudah mengetahui bahwa hampir seluruh ikan kaya dengan kedua unsur tersebut dan lebih senang mengkonsumsi ikan segar.
Jadi ajakannya lemah banget dan mudah-mudahan enggak berkembang.