Fren, ni dari milis sebelah, untuk menjaga kelestarian ekosistem laut mulai saat ini kalo mo makan seafood pilih2 nyang aman biar kelestarian tetep terjaga, ocreeh.....

Kampanye WWF, Laut Sehat, Seafood Sehat
Atrium Plaza Semanggi, Jumat 24 Juni 2005, pk. 10.00 - 21.00

Lobster saus tiram, ikan kerapu bakar, telur penyu, udang asam manis, gulai
kepala kakap, sup sirip ikan hiu, hmmm kebayang ya lezatnya makanan-makanan
ini. Tapi tahu gak kamu kalau semua seafood yang disebutkan di atas
termasuk makanan tidak ramah lingkungan. Maksudnya?

Ternyata beberapa satwa laut yang sering kita makan termasuk jenis satwa
laut yang dilindungi karena jumlahnya terus menerus berkurang di laut.
Selain itu satwa laut tersebut ternyata ditangkap dengan cara-cara yang
merusak habitat dan ekosistem laut, misalnya dengan pengeboman.

Dampak dari mengkonsumsi seafood yang tidak ramah lingkungan akan
membahayakan jumlah cadangan ikan di laut. Jika tingkat konsumsi seafood
yang tidak ramah lingkungan semakin meningkat, bisa dipastikan dalam waktu
dekat akan ada banyak populasi satwa laut yang punah.

Lalu apa dong yang harus kita lakukan?

WWF-Indonesia mengajak anda semua untuk berpartisipasi dalam kampanye Laut
Sehat, Seafood Sehat yang akan diselenggarakan pada hari Jumat, 24 Juni
2005, pk. 10.00 - 21.00, di Atrium Plaza Semanggi. Di sana WWF akan
membagikan info-info sederhana, misalnya satwa laut apa aja yang aman untuk
kita konsumsi serta alasannya. Selain itu WWF akan bagi-bagi hadiah di
sana. Akan ada acara kuis, pameran dan acara musik yang dimeriahkan oleh
Nugie dan Cozy Street Corner.

Kampanye "Laut Sehat, Seafood Sehat" dilakukan WWF secara serentak di
banyak negara di Eropa, Amerika, Asia dan juga Australia, mengingat
persediaan satwa laut di seluruh dunia sudah semakin menipis. Dengan
mendukung kampanye ini tidak berarti anda tidak bisa menikmati seafood
lagi. Kami percaya bahwa kita mampu menghadirkan ikan di meja makan dengan
tetap menjaga jumlah populasi ikan, kelestarian lingkungan dan kesehatan
ekosistem laut.

Dengan mengkonsumsi seafood secara hati-hati, anda telah berkontribusi
dalam melestarikan laut di masa depan.

Untuk informasi lebih lanjut, hubungi Dewi Satriani di +21 576 1070 ext
107; [email protected]

Tahukah kamu bahwa :

-Lobster, ikan hiu dan kerapu membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk
menjadi dewasa
-Hanya sedikit bayi lobster yang mampu bertahan hidup dan menjadi dewasa di
alam karena sudah habis ditangkap sebelum waktunya
-Sirip ikan hiu yang diambil dari ikan hiu yang seringkali tertangkap dalam
jaring, di mana lumba-lumba, penyu dan satwa laut lainnya turut menjadi
korban
-Bayi ikan hiu semakin jarang ditemui karena hiu dewasa telah ditangkap
secara besar-besaran sebelum mereka sempat berkembang biak
-Udang ditangkap dengan menggunakan jaring pukat yang merusak ekosistem di
dasar laut dan membawa tangkapan sampingan seperti penyu dan mamalia
lainnya
-Hanya sedikit bayi ikan kerapu yang mampu bertahan hidup hingga dewasa di
alam akibat banyaknya predator, termasuk manusia.
-Ikan karang seperti kakap, kerapu, baronang, ekor kuning, kambing-kambing
dan butana seringkali ditangkap dengan bahan peledak. Ledakan tersebut
menghancurkan terumbu karang hingga puluhan tahun ke depan.

Ikan laut yang aman untuk dikonsumsi:

- teri, barakuda, mahi-mahi, tongkol, marine catfish, bandeng, bawal,
lemurus/ sarden, cakalang, makerel kecil, tenggiri, cumi-cumi, tuna ekor
kuning, ubur-ubur, dan layang

Ikan laut yang harus dihindari:

- Lumba-lumba, duyung, kima raksasa, kerapu, lobster/ udang karang,
napoleon, hiu, telur penyu, penyu, hiu paus, abalonies, ketam kelapa, pari
manta, mola-mola, triton, dan trochus

Ikan laut yang konsumsinya harus dikurangi:
- udang, kakap, baronang, tripang, ekor kuning, layaran, marlin, telur
ikan, pari, kuda laut, lencam/ emperor, ikan sebelang, kepiting bakau,
gurita, butana, gerot-gerot/ sweetlips, todak, kambing-kambing.